MENGIDENTIFIKASI PESERTA DIDIK (BAB I)


BAB I
 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan siswa yang ada di dalam kelas acap kali sangat heterogen. Sebagian siswa sudah banyak tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas. Bila pengajar mengikuti kelompok siswa yang pertama, kelompok yang kedua merasa ketinggalan kereta, yaitu tidak dapat menangkap pelajaran yang diberikan. Sebaliknya, bila pengajar mengikuti kelompok yang kedua, yaitu mulai dari bawah, kelompok pertama akan merasa tidak belajar apa-apa dan bosan. 
         Untuk mengatasi hal ini, ada dua pendekatan yang dapat dipilih.Pertama, siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran dan kedua, sebaiknya materi pelajaran disesuaikan dengan siswa. Pendekatan pertama, siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran, dapat dilakukan sebagai berikut:
1.  Seleksi Penerimaan Siswa
a.    Pada saat pendaftaran siswa diwajibkan memiliki latar belakang pendidikan yang relevan   dengan program pendidikan yang akan diambilnya;
b.  Setelah memenuhi syarat-syarat pendaftaran di atas, siswa mengikuti tes masuk dalam pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan program pendidikan yang akan ditempuhnya.
Proses seleksi ini sering dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekolah dalam menyeleksi calon siswa untuk memasuki sekolah-sekolah menengah negeri yang ingin memilih calon siswa yang baik.
2. Tes dan Pengelompokan Siswa
Setelah melalui seleksi seperti dijelaskan dalam butir 1, masih ada kemungkinan peng-ajar menghadapi masalah heterogennya siswa yang mengambil mata pelajaran tertentu.Karena itu, perlu dilakukan tes sebelum mengikuti pelajaran untuk mengelompokkan siswa yang boleh mengikuti mata pelajaran tersebut.Selanjutnya atas dasar hasil tes setiap kelompok tersebut mengikuti tingkat pelajaran tertentu.Tes dan pengelompokan ini biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pengelola kursus bahasa Inggris.
3. Lulus Mata Pelajaran Prasyarat
Alternatif lain untuk butir 2 di atas adalah mengharuskan siswa lulus mata pelajaran yang mempunyai prasyarat. Dalam suatu program pendidikan seperti di sekolah menengah pertama terdapat sebagian kecil mata pelajaran yang seperti itu.
Pendekatan kedua, materi pelajaran disesuaikan dengan siswa.Pendekatan ini hampir tidak memerlukan seleksi penerimaan siswa.Pada dasarnya, siapa saja boleh masuk dan mengikuti pelajaran tersebut.  Siswa yang masih belum tahu sama sekali dapat mempel-ajari materi pelajaran tersebut dari bawah ini karena materi pelajaran memang disediakan dari tingkat itu. Siswa yang sudah banyak tahu dapat mulai dari tengah atau atasnya.Bahan pelajaran itu didesain untuk dapat menampung siswa dalam tingkat kemampuan awal manapun.Selanjutnya siswa dapat maju menurut kecepatan masing-masing, karena bahan tersebut didesain untuk hal tersebut.Walaupun pada dasarnya tidak perlu seleksi, bila mata pelajaran tersebut diberikan dalam rangka program pendidikan formal, seleksi penerimaan siswa tetap diadakan.Seleksi ini untuk menerima siswa yang dapat memenuhi syarat pen-didikan secara formal, misalnya harus mempunyai ijazah SMTA untuk masuk universitas terbuka, atau ijazah SD untuk SMTP terbuka.Seleksi tersebut sangat longgar, karena materi pelajarannya didesain untuk menampung siswa yang heterogen.Pendekatan kedua ini belum bisa dilakukan dalam sistem pendidikan di luar pendidikan jarak jauh atau sistem pendidikan yang memberikan pelajaran secara klasikal.
Kedua pendekatan di atas bila dilakukan secara ekstrem, tidak ada yang sesuai untuk mengatasi masalah heterogennya siswa dalam sistem pendidikan biasa.Karena itu, marilah kita lihat pendekatan ketiga yang mengkombinasikan kedua pendekatan di atas. Pendekatan ketiga ini mempunyai ciri sebagai berikut:
a.    Menyeleksi penerimaan siswa atas dasar latar belakang pendidikan atau ijazah. Seleksi ini biasanya lebih bersifat administratif.
b.    Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal siswa. Tes ini tidak digunakan sebagai alat menyeleksi siswa, tetapi untuk dijadikan dasar penyusunan bahan pelajaran.
c.    Menyusun bahan instruksional yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik awal siswa.
d.   Menggunakan sistem instruksional yang memungkinkan siswa maju menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
e.    Memberikan supervisi kepada siswa secara individual.
Dari uraian singkat tersebut diperoleh gambaran bahwa perilaku dan karakteristik awal siswa penting karena mempunyai implikasi terhadap penyusunan bahan belajar dan sistem instruksional.
B. Rumusan Masalah
Berlatar belakang dari kenyataan di atas, pada makalah ini akan membicarakan apa yang dimaksud dengan mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik siswa tersebut, manfaatnya, serta bagaimana cara melaksanakannya.
C. Tujuan
Melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan uraian mengenai kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, manfaatnya, dan bagaimana cara melaksanakannya.
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan  dapat memberi manfaat secara:
1.      teoritis, yaitu untuk mengkaji pemahaman mengenai kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, manfaatnya, dan bagaimana cara melakukannya.
2.      praktis, dapat bermanfaat bagi:
mahasiswa supaya memahami pengetahuan mengenai kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, agar dapat memanfaatkannya dalam menerapkan selaku seorang perencana/perancang instruksional pengajaran.














No comments:
Write komentar