BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Mengidentifikasi Perilaku
dan Karakteristik Awal Siswa
Kegiatan menganalisis perilaku dan
karakteristik awal siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan
yang menerima siswa apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar
keadaan siswa tersebut. Karena itu, kegiatan menganalisis perilaku dan
karakteristik awal siswa merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang
dikuasai siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran, bukan untuk menentukan
perilaku prasyarat dalam rangka menyeleksi siswa sebelum mengikuti pelatihan.
Konsekuensi dari digunakannya cara ini adalah: titik mulai suatu kegiatan
pembelajaran tergantung kepada perilaku awal siswa. Jadi, mengidentifikasi
perilaku dan karakteristik awal siswa/peserta didik dan lingkungan adalah
bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu
diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada siswa/peserta didik.
Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan
instruksional khusus atau TIK itu.
Karakteristik siswa merupakan salah
satu variabel dari kondisi pengajaran.Variabel ini didefinisikan sebagai
aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa. Aspek-aspek ini bisa berupa
bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan
kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya . Karakteristik siswa
akan amat berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan
dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi
pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa. Untuk
melakukan kegiatan indentifikasi perilaku dan karakteristik awal si belajar,
maka kita harus mengetahui sumber yang dapat memberikan informasi kepada
pendesain instruksional yang antara lain adalah:
1. Siswa, mahasiswa dan yang lainnya.
1. Siswa, mahasiswa dan yang lainnya.
2. Orang
yang mengetahui kondisi siswa seperti guru atau atasannya.
3. Pengelola program pendidikan yang biasa mengajarkan mata pelajaran.
3. Pengelola program pendidikan yang biasa mengajarkan mata pelajaran.
Berawal dari informasi-informasi
tersebut, maka tingkat kemampuan populasi sasar-an dalam perilaku-perilaku
khusus yang diperoleh dari analisis instruksional, itu perlu di-identifikasi
agar pengembang instruksional dapat menentukan mana perilaku khusus yang sudah
dikuasai sibelajar untuk diajarkan. Dengan demikian pengembang instruksional
dapat pula menentukan titik berangkat yang sesuai bagi si belajar yaitu:
aspek-aspek analisis pada kegiatan identifikasi perilaku dan karakterisitk awal
siswa. Dalam hal ini ada empat aspek kepribadian si belajar yang tergolong pada
kegiatan indentifikasi perilaku dan karakteristik awal si belajar, yaitu :
1. Kemampuan Dasar;
2. Latar belakang pengalaman;
3. Latar belakang sosial;
4. Perbedaan individual.
B. Manfaat Mengidentifikasi Perilaku
dan Karakteristik Awal Siswa
Mengidentifikasi perilaku awal dan
karakteristik siswa dalam pengembangan program pembelajaran sangat perlu
dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat
dijadikan petunjuk dalam mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran.
Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi
belajar, gaya belajar. Kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.
Hasil kegiatan mengidentifikasi
perilaku dan karakteristik awal siswa akan merupakan salah satu dasar
dalam mengembangkan sistem instruksional yang sesuai untuk siswa. Dengan
melaksanakan kegiatan tersebut, masalah heterogen siswa dalam kelas dapat
diatasi, setidak-tidaknya banyak dikurangi.
C. Cara Mengidentifikasi Perilaku
dan Karakteristik Awal Siswa
1.
Perilaku Awal Siswa
Identifikasi perilaku peserta didik
dilakukan dengan memberikan pree-testing yakni tes awal yang
dilakukan sebelum dimulai pembelajaran, yang dimaksudkan untuk menguji entry-behavior (kemampuan
awal) peserta didik berkenaan dengan tujuan pembelajaran tertentu yang harus
dikuasai peserta didik.Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa juga
dilakukan berkenaan dengan program pembelajaran sebuah mata pelajaran atau
sebuah lembaga pendidikan tertentu. (Syahidah, 2012)
Untuk mengungkap kemampuan awal,
dapat dilakukan dengan pemberian tes dari tingkat bawah atau tes yang berkaitan
dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum. Sedangkan minat, motivasi,
kemampuan berfikir, gaya belajar dan lain-lainnya dapat dilakukan dengan
bantuan tes baku yang telah dirancang oleh para ahli. (Abdurrohim, 2011)
Siapa kelompok sasaran, populasi
sasaran, atau sasaran didik kegiatan instruksional itu? Istilah itu digunakan
untuk menanyakan dua hal tentang perilaku siswa: Pertama, menanyakan siswa yang
mana atau siswa sekolah apa. Kedua, menanyakan sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka miliki sehingga dapat mengikuti pelajaran
tersebut.
Pertanyaaan di atas sangat penting
dijawab oleh pengembang instruksional sehingga sejak permulaan kegiatan
instruksional telah dapat disesuaikan dengan siswa yang akan mengikutinya. Jawaban
itu merupakan pula suatu batasan bagi siswa yang bermaksud mengikuti pelajaran
tersebut, sehingga bila mempunyai perilaku awal tersebut,
siswa sebaiknya tidak mengikuti pelajaran tersebut.
Populasi sasaran dirumuskan secara
spesifik seperti contoh di bawah ini:
1. Mata pelajaran ini disediakan bagi
siswa yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a.
Pendaftaran pada sekolah ini pada tahun ajaran atau semester ini;
b.
Setelah lulus mata pelajaran A.
2. Pelajaran ini disusun bagi siswa
kelas dua SMA yang mempunyai minat dalam kelompok bidang studi A1 (IPA kalau
sekarang).
3. Kursus
ini disediakan bagi karyawan pemerintah atau perusahaan swasta yang memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai ijazah minimal sarjana
muda dalam bidang X atau setaraf;
b. Telah pernah mengikuti dan lulus
dalam kursus Y;
c. Menguasai bahasa Inggris minimal
secara pasif untuk membaca dan mendengarkan kuliah dalam bahasa Inggris.
Perumusan populasi sasaran seperti
contoh tersebut di atas memang dapat membantu kelancaran penyelenggaraan
kegiatan instruksional.Perumusan populasi ini biasanya diterapkan oleh lembaga
pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan.Tetapi seorang pengembang
instruksional masih perlu mencari informasi lebih jauh tentang kemampuan populasi
sasaran yang dimaksud dalam menguasai setiap perilaku khusus yang telah
dirumuskan dalam analisis instruksional.Anda masih ingat bukan?
Perilaku-perilaku khusus itu tersusun secara hierarkikal, prosedural,
pengelompokan, atau kombinasi kegiatannya atau dua di antaranya tingkat
kemampuan populasi sasaran dalam perilaku-perilaku khusus itu perlu
diidentifikasi agar pengembang instruksional dapat menentukan mana perilaku
khusus yang sudah dikuasai siswa sehingga perlu diajarkan kembali, dan mana
yang belum dikuasai siswa untuk diajarkan. Dengan demikian, pengembang
instruksional dapat pula menentukan titik berangkat yang sesuai bagi siswa.
(Suparman, 2004: 148)
Ada tiga macam sumber yang dapat
memberikan informasi kepada pendesain instruksional, yaitu:
1. Siswa atau calon siswa;
2. Orang yang mengetahui kemampuan
siswa atau calon siswa dari dekat seperti guru atau
atasannya;
3. Pengelola program pendidikan yang
biasa mengajar mata pelajaran tersebut.
Teknik yang digunakan dalam
mengidentifikasi kebutuhan instruksional yaitu kuisioner, interview dan
observasi, serta tes.Teknik tersebut dapat pula digunakan untuk
mengidentifikasi perilaku awal siswa.Subjek yang memberikan informasi diminta
untuk mengidentifikasi seberapa jauh tingkat penguasaan siswa atau calon siswa
dalam setiap perilaku khusus melalui skala penilaian (rating scales).
Teknik yang dapat menghasilkan data
yang lebih keras adalah tes penampilan siswa dan observasi terhadap pelaksanaan
pekerjaan siswa serta tes tertulis untuk mengetahui tingkat pengetahuan
siswa.Tetapi, bila tes seperti itu tidak tepat dilakukan karena dirasakan
kurang etis, kesulitan teknik pelaksanaan, atau tidak mungkin dilakukan karena
sebab yang lain, penggunaan skala penilaian cukup memadai.Skala penilaian tersebut
diisi oleh orang-orang yang tahu secara dekat terhadap kemampuan siswa dan
diisi oleh siswa sebagai self-report.
Berdasarkan masukan ini, dapat
ditetapkan.Titik berangkat atau permulaaan perjalanan yang harus diberikan pada
siswa.Titik itu adalah perilaku khusus di atas garis batas yang telah dikuasi
siswa atau calon siswa.
Apa beda kegiatan ini dengan proses
mengidentifikasi kebutuhan instruksional? Pertama, kebutuhan instruksional
untuk mengidentifikasi benar tidaknya masalah yang dihadapi harus diselesaikan
dengan menyelenggarakan kegiatan instruksional.Sedangkan mengidentifikasi
perilaku awal tidak berhubungan dengan masalah tersebut. Kedua, kebutuhan
intruksional untuk mengidentifikasi perilaku umum yang akan dijadikan tujuan
instruksional umum. Sedangkan kegiatan mengidentifikasi perilaku
awal untuk mengidentifikasi perilaku khusus yang telah dikuasai siswa. Hasil
akhir dari kegiatan mengidentifikasi perilaku awal ini akan dijadikan pedoman
untuk menetapkan perilaku-perilaku khusus yang tidak perlu diajarkan lagi dan
perilaku-perilaku khusus yang masih harus diajarkan. Dengan demikian hasil
kegiatan tersebut dapat pula digunakan untuk menetapkan titik
berangkat dalam mengajar. (Suparman, 2004: 148)
Informasi yang diperoleh dari siswa,
masyarakat, dan pendidik tidak selalu sejalan. Pengetahuan dan keterampilan
yang dirasakan telah cukup dikuasai oleh siswa, adakalanya dinilai sebaliknya
oleh sumber informasi yang lain. Demikian pula pengetahuan atau keterampilan
yang dianggap tidak penting dan tidak relevan oleh siswa, mungkin dianggap
sebaliknya oleh pendidik.Dalam hal seperti itu pengembang instruksional yang
melakukan kegiatan identifikasi perilaku awal siswa menafsirkan data dengan
lebih hati-hati. Walaupun pada dasarnya pengembang instruksional harus lebih
memusatkan perhatian pada informasi yang diperoleh dari siswa, data dari sumber
lain tidak dapat diabaikan begitu saja. Untuk data yang sulit ditafsirkan
karena perbedaan pendapat berbagai pihak seperti yang digambarkan tadi, perlu
diadakan pendekatan seminar atau pertemuan kecil yang diikuti berbagai pihak
yang bersangkutan dan pengembang program agar dapat ditarik kesimpulan yang
lebih tepat.
2.
Karakteristik Awal Siswa
Di samping mengidentifikasi perilaku
awal siswa, pengembang instruksional harus pula mengidentifikasi karakteristik
siswa yang berhubungan dengan keperluan pe-ngembangan instruksional.Minat siswa
pada umumnya, misalnya pada olahraga, karena sebagian besar siswa adalah
penggemar olahraga, dapat dijadikan bahan dalam memberi-kan contoh dalam rangka
penjelasan materi pelajaran.Kemampuan siswa yang kurang dalam membaca bahasa
Inggris merupakan masukan pula bagi pengembang instruksional untuk memilih
bahan-bahan pelajaran yang tidak berbahasa Inggris atau menerjemahkan-nya terlebih
dahulu ke dalam bahasa Indonesia.
Demikian pula bila siswa senang
dengan lelucon, pendesain instruksional sebaiknya mempertimbangkan penggunaan
lelucon dalam strategi instruksionalnya.Bila siswa sebagian besar tidak
mempunyai video di rumah, pedesain instruksional tidak dapat membuat program
video untuk dipelajari siswa di rumah. Informasi di atas perlu dicari oleh
pengembang instruksional sehingga ia dapat mengembangkan sistem instruksional
yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut.
Teknik yang dapat digunakan dalam
mengidentifikasi karakteristik awal siswa sama dengan teknik yang digunakan
dalam mengidentifikasi perilaku awal, yaitu kuisioner, interview, observasi,
dan tes. Tujuan untuk mengetahui karakteristik awal siswa adalah untuk mengukur
apakah siswa akan mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak ; sampai dimana
minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Bila si belajar mampu ,
hal-hal apa yang memperkuat, dan bila tidak mampu, hal-hal apa yang menjadi
penghambat. Hal-hal yang perlu diketahui dari si pelajar bukan hanya dilihat
faktor-faktor akademisnya, akan tetapi juga dilihat faktor-faktor sosialnya,
sebab kedua hal tersebut sangat mempengaruhi proses belajar si pelajar.
Informasi yang dikumpulkan terbatas
kepada karakteristik siswa yang ada manfaat-nya dalam proses pengembangan
instruksional.
D.
Latihan
Berikut ini latihan untuk dalam
mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa. Latihan ini akan
memakan waktu yang cukup panjang, karena harus mengumpulkan data dari lapangan.
Ikutilah latihan ini dengan tekun.
1. Kumpulkanlah data perilaku awal
siswa dari orang-orang yang dekat dan dapat menilai kemampuan populasi sasaran
dengan cara:
a. Tulislah kembali daftar perilaku
khusus yang telah berhasil Anda buat dalam kegiatan analisis intruksional;
b. Atas dasar perilaku khusus tersebut,
buatlah skala penilaian sebagai berikut:
No.
|
Perilaku
Khusus
|
Baik
|
Buruk
|
Keterangan:
Kolom
1 :
Nomor urut
Kolom
2 :
Perilaku khusus yang telah dihasilkan dalam analisis instruksional
Kolom 3 dan 4 :
Skala penilaian.
c. Berilah pengantar cara mengisi skala
penilaian tersebut dan perbanyak secukupnya;
d. Berikan skala penilaian tersebut
kepada orang-orang yang dekat dan dapat menilai kemampuan populasi sasaran
seperti atasan dan guru mereka. Jumlah penilai ter-gantung kepada besarnya
populasi sasaran.Untuk siswa dalam jumlah kecil, sekitar 10–20 responden sudah
cukup memadai. Untuk siswa dalam jumlah besar dan ruang lingkup nasional
misalnya, diperlukan sekitar 30 sampai 50 responden;
e. Kumpulkan hasil isian tersebut.
2. Kumpulkanlah data perilaku awal siswa dari
sampel siswa. Di samping data dari orang-orang yang dekat dengan sasaran,
diperlukan pula data dari sampel sasaran itu sendiri dengan bentuk self-report.
Ikutilah langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tulislah kembali perilaku khusus
yang telah berhasil Anda buat dalam analisis intruksional;
b. Atas dasar perilaku khusus tersebut,
buatlah skala penilaian dalam bentuk skala Likert (sangat setuju, setuju,
netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju);
c. Berilah pengantar cara mengisi skala
penilaian tersebut dan perbanyak secukupnya;
d. Berikan skala penilaian tersebut
kepada sejumlah orang yang dapat mewakili populasi sasaran. Jumlahnya juga
tergantung dari besarnya populasi sasaran. Yang paling penting diperhatikan
adalah orang-orang tersebut memang memiliki ciri-ciri seperti populasi sasaran,
sehingga dapat dipandang sebagai sampel yang representatif;
e. Kumpulkan hasil isian tersebut.
3. Kumpulkan data perilaku awal siswa
dengan menggunakan observasi dan tes. Dibandingkan dengan dua cara mengumpulkan
data perilaku awal siswa yang telah dikemukakan sebelumnya, observasi dan tes
adalah cara yang lebih mantap, karena dapat mengumpulkan data yang lebih tegas.
Observasi dilakukan untuk menilai kemampuan yang bersifat pelaksanaan kegiatan
atau pekerjaan atau keterampilan.Skala penilaian seperti butir 1 di atas dapat
digunakan dalam observasi tersebut. Bedanya adalah: skala penilaian yang
digunakan dalam observasi diisi oleh orang yang mengobservasi (mengamati)
kegiatan yang sedang dilakukan siswa. Sedangkan dalam butir 1 di atas diisi oleh
atasan atau guru atas dasar pendapat mereka tanpa mengamati langsung kegiatan
siswa yang sedang dinilai.Tes digunakan untuk menilai kemampuan yang bersifat
kognitif. Bila Anda dapat menggunakan observasi dan tes, cara dalam butir 1 dan
2 di atas tidak diperlukan lagi.
4. Kumpulkanlah data karakteristik awal
siswa dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Buatlah daftar pertanyaan atau
kuisioner tentang karakteristik siswa seperti:
1) Tempat kelahiran dan tempat
dibesarkan;
2) Pekerjaan atau bidang pengetahuan
yang menjadi keahliannya atau dicita-citakan untuk menjadi bidang keahliannya;
3) Kesenangan (hobi);
4) Bahasa sehari-hari dan bahasa asing
yang dikuasai;
5) Alat-alat audio-visual yang dimiliki
di rumah atau biasa digunakan sehari-hari;
6) dan lain-lain yang dianggap penting
bagi pengembangan desain instruksional.
b. Berikanlah kuisioner tersebut kepada
sejumlah sampel yang dapat mewakili populasi sasaran;
c. Kumpulkan hasilnya.
5. Analisislah hasil pengumpulan data
butir 1 dan 2 atau butir 3 saja untuk menentukan perilaku awal yang telah
dikuasai populasi sasaran. Kelompokkan perilaku yang mendapat nilai cukup dan
di atasnya.Pisahkan dari perilaku yang masih sedang, kurang atau buruk.
6. Buatlah garis batas antara kedua
kelompok perilaku tersebut pada bagan hasil analisis instruksional untuk
menunjukkan dua hal sebagai berikut:
a. Perilaku-perilaku yang ada di bawah
garis batas adalah perilaku yang telah dikuasai oleh populasi sasaran sampai
tingkat cukup dan baik. Perilaku-perilaku ini tidak akan diajarkan kembali
kepada siswa;
b. Perilaku-perilaku yang ada di atas
garis batas adalah perilaku yang belum dikuasai oleh populasi sasaran atau baru
dikuasai sampai tingkat sedang, kurang, dan buruk. Perilaku-perilaku tersebut
akan diajarkan kepada siswa.
7. Susunlah urutan perilaku yang ada di
atas garis batas untuk dijadikan pedoman dalam menentukan urutan materi
pelajaran.
8. Tafsirkanlah data tentang
karakteristik siswa untuk menggambarkan hal sebagai berikut:
a. Lingkungan budaya;
b. Pekerjaan atau bidang pengetahuan
yang menjadi keahlian;
c. Kesenangan (hobi);
d. Bahasa yang dikuasai;
e. Alat audio visual yang dimiliki atau
yang biasa digunakan sehari-hari;
f. dan
lain-lain.
Data tentang karakteristik siswa
disimpan dahulu untuk digunakan dalam menyusun strategi instruksional pada
tahap selanjutnya.
E.
Hasil Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa
Berikut ini merupakan hasil identifikasi perilaku dan
karakteristik awal terhadap siswa kelas 9 di MTs Negeri Kangkung Kecamatan
Semendawai Barat Kabupaten OKU Timur. Identifikasi dilakukan pada siswa kelas
9.A–C secara acak sebanyak 25 siswa, dengan rincian: (9.A: 9 siswa, 9.B: 8,
dan 9.C: 8 siswa).
Adapun identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
dalam rencana pemberian materi pembelajaran dari Kompetensi Dasar
(KD) ke-12 Pelajaran Bahasa Indonesia semester 2, yaitu: “Menyusun
Karya Tulis Ilmiah sederhana dengan menggunakan berbagai
sumber”. Langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data perilaku
awal siswa dari hasil tes dengan cara :
1) Menuliskan kembali daftar perilaku
khusus yang telah berhasil dibuat dalam kegiatan analisis instruksional, yakni
:
a) Menjelaskan pengertian karya tulis
ilmiah;
b) Membedakan karya tulis yang ilmiah
dengan yang bukan ilmiah;
c) Menjelaskan sistematika penulisan
karya tulis ilmiah;
d) Menyebutkan langkah-langkah
penulisan karya tulis ilmiah;
e) Menentukan topik karya
tulis ilmiah;
f) Menjelaskan cara mengumpulkan data
karya tulis ilmiah;
g) Menguraikan bagian pendahuluan karya
tulis ilmiah;
h) Menjelaskan bagian pembahasan karya
tulis ilmiah;
i) Menguraikan bagian penutup karya
tulis ilmiah;
j) Menuliskan daftar pustaka karya
tulis ilmiah;
k) Menuliskan sebuah karya tulis ilmiah
sederhana.
2) Membuat
penilaian tes awal, yakni sebagai berikut :
Petunjuk penilaian
Petunjuk penilaian
a) Untuk
membantu mengembangkan desain instruksional, maka diharapkan agar menjawab
pertanyaan dengan yang sebenarnya.
b) Jawablah
pertanyaan-pertanyaan dengan menjawabnya sesuai kemampuan Kalian!
Tabel 1. Tes Awal yang Disesuaikan
dengan Perilaku Khusus
No.
|
Perilaku Khusus
|
Tes Awal
|
1.
|
Menjelaskan
pengertian karya tulis ilmiah.
|
Jelaskan
pengertian karya tulis ilmiah!
|
2.
|
Membedakan
karya tulis yang ilmiah dengan yang bukan ilmiah.
|
Sebutkan perbedaan
karya tulis yang ilmiah dengan yang bukan ilmiah!
|
3.
|
Menjelaskan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah.
|
Jelaskan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah!
|
4.
|
Menyebutkan
langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah.
|
Sebutkan
langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah!
|
5.
|
Menentukan
topik karya tulis ilmiah.
|
Bagaimanakah
cara menentukan topik karya tulis ilmiah?
|
6.
|
Menjelaskan
cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah.
|
Jelaskan
cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah!
|
7.
|
Menguraikan
bagian pendahuluan karya tulis ilmiah.
|
Bagaimanakah
cara menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah?
|
8.
|
Menjelaskan
bagian pembahasan karya tulis ilmiah.
|
Jelaskan
bagian pembahasan karya tulis ilmiah!
|
9.
|
Menguraikan
bagian penutup karya tulis ilmiah.
|
Bagaimanakah
cara menguraikan bagian penutup karya tulis ilmiah?
|
10.
|
Menuliskan
daftar pustaka karya tulis ilmiah.
|
Bagaimanakah
cara menuliskan daftar pustaka karya tulis ilmiah?
|
11.
|
Menuliskan
karya tulis ilmiah sederhana.
|
Bagaimanakah
cara menuliskan karya tulis ilmiah sederhana?
|
Tes penilaian awal ini diberikan
langsung oleh guru bidang studi yang mengajar siswa tersebut. Selanjutnya
melihat hasil penilaian tes, dan ini dilakukan langsung oleh guru bidang studi
mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu memberi tanda contereng (V) pada kolom
skala penilaian ( kolom 3 dan 4 ) sesuai dengan hasil tes
awal siswa.
Tabel 2.
Hasil Penilaian Tes Awal
No.
|
Perilaku Khusus
|
Dimiliki
|
Belum Dimiliki
|
1.
|
Menjelaskan
pengertian karya tulis ilmiah.
|
||
2.
|
Membedakan
karya tulis yang ilmiah dengan yang bukan ilmiah.
|
||
3.
|
Menjelaskan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah.
|
||
4.
|
Menyebutkan
langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah.
|
||
5.
|
Menentukan
topik karya tulis ilmiah.
|
||
6.
|
Menjelaskan
cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah.
|
||
7.
|
Menguraikan
bagian pendahuluan karya tulis ilmiah.
|
||
8.
|
Menjelaskan
bagian pembahasan karya tulis ilmiah.
|
||
9.
|
Menguraikan
bagian penutup karya tulis ilmiah.
|
||
10.
|
Menuliskan
daftar pustaka karya tulis ilmiah.
|
||
11.
|
Menuliskan
karya tulis ilmiah sederhana.
|
3)
Untuk mendapatkan data karakteristik awal siswa maka para siswa diharapkan
mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
a) Nama :
Tempat tanggal
lahir :
Tempat tinggal :
Tempat tinggal :
Pekerjaan yang
dicita-citakan :
Hobi :
Hobi :
Bahasa :
Alat-alat audio visual yang
dimiliki :
b) Apakah
kamu pernah menulis karya tulis ilmiah?
1. Ya / Tidak 2. Belum / Tidak
1. Ya / Tidak 2. Belum / Tidak
Tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan
c) Jika
ya, apakah telah melakukan kegiatan menulis di sekolah atau lingkungan tempat
kamu tinggal?
1. Ya / Tidak 2. Belum / Tidak
d)
Apakah kamu bercita-cita jadi penulis?
1.
Ya/ Tidak
4) Pengelompokan perilaku awal yang telah dikuasai oleh
siswa. Perilaku yang didapat yaitu nilai baik dan buruk. Perilaku
yang mendapat nilai baik berarti siswa dianggap sudah memiliki perilaku akan
materi yang akan diajarkan tersebut. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai
buruk, berarti dianggap belum memiliki penguasaan akan materi/perilaku tersebut
.
5) Berdasarkan
data dan pengamatan penulis tentang karakteristik siswa, dapat diketahui bahwa:
a) Lingkungan Budaya;
Lingkungan budaya yang berkembang di daerah ini adalah budaya Komering.
b) Pekerjaan;
Pekerjaan yang dicita-citakan: guru, polisi, pengusaha, perawat, bidan, dan dokter.
a) Lingkungan Budaya;
Lingkungan budaya yang berkembang di daerah ini adalah budaya Komering.
b) Pekerjaan;
Pekerjaan yang dicita-citakan: guru, polisi, pengusaha, perawat, bidan, dan dokter.
c) Hobi dan kesenangan;
Hobi, kesenangan para peserta pelatihan sangat
beragam, namun sebagian besar
hobi
dengan kegiatan olah raga, musik dan membaca.
d) Bahasa yang digunakan;
Bahasa daerah setempat (bahasa Komering), Palembang, dan Bahasa Indonesia.
Bahasa daerah setempat (bahasa Komering), Palembang, dan Bahasa Indonesia.
e) Alat-alat audio visual
yang dimiliki : HP, Televisi, tape recorder, dan DVD.
Untuk pertanyaan kuisioner bagian b, c, dan d, hanya ada
lima siswa yang menjawab mencontreng “ya” pada bagian pernah menulis karya
ilmiah, yaitu di majalah dinding (lingkungan sekolah). Selain itu, hanya ada
dua orang siswa yang berkeinginan menjadi penulis.
Tabel 3.
Daftar Siswa yang Diidentifikasi dan
Hasil Penilaian
No.
|
Nama
|
Kelas
|
Perilaku No.
|
Keterangan
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
||||
1.
|
Dadang
Wardana
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
2.
|
Ika
Kania Putri
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
3.
|
Lidia
Dara Puspita
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
No.
|
Nama
|
Kelas
|
Perilaku No.
|
Keterangan
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
||||
4.
|
Mentari
Sri Wahyuni
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
5.
|
M.
Khasbi Assidiki
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
6.
|
Nike
Oktariani
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
7.
|
Okta
Eryanti
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
8.
|
Pemi
Susiska
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
9.
|
Rohmad
|
9.A
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
10.
|
Dedi
Ardoni
|
9.B
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1
dimiliki
|
11.
|
Dwi
Melki Ibrahim
|
9.B
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
12.
|
Heriansyah
|
9.B
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
13.
|
Inas
Agustina
|
9.B
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
14.
|
Nurhayati
|
9.B
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
15.
|
Sandi
Rusamda
|
9.B
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
16.
|
Aspa
Andriyansah
|
9.B
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1
dimiliki
|
17.
|
Suriansyah
|
9.B
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
18.
|
Arina
|
9.C
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
19.
|
Febrianto
|
9.C
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
20.
|
Samroh
|
9.C
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
21.
|
Ina Marlina
|
9.C
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
22.
|
Haris
Munandar
|
9.C
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1
dimiliki
|
23.
|
Tiara
Agustin
|
9.C
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
24.
|
Tri
Muhammad Rizki
|
9.C
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1
dimiliki
|
25.
|
Sodri
|
9.C
|
v
|
v
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
1 dan 2
dimiliki
|
Kesimpulan:
perilaku 1 dan 2 rata-rata sudah dimiliki oleh siswa
|
Dari data hasil tes awal perilaku
khusus dan analisis karakteristik siswa di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua
perilaku yang sudah dimiliki oleh siswa dan tidak perlu diberikan lagi untuk
materi pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) ke-12 Pelajaran Bahasa
Indonesia semester 2, yaitu: “Menyusun Karya Tulis Ilmiah sederhana dengan
mengguna-kan berbagai sumber”. Secara lengkap daftar perilaku khusus yang sudah
dimiliki dan belum dimiliki oleh siswa MTs N Kangkung kelas IX adalah sebagai
berikut.
Tabel 4
Daftar Perilaku Khusus yang Dimiliki
dan Belum Dimiliki
Siswa Kelas IX (Sembilan) MTsN
Kangkung OKU Timur
No.
|
Perilaku Khusus yang Dimiliki
|
No.
|
Perilaku Khusus yang Belum Dimiliki
|
1.
|
Menjelaskan
pengertian karya tulis ilmiah.
|
1.
|
Menyebutkan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah.
|
2.
|
Membedakan
karya tulis yang ilmiah dengan yang bukan ilmiah.
|
2.
|
Menyebutkan
langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah.
|
3.
|
Menentukan
topik karya tulis ilmiah.
|
||
4.
|
Menjelaskan
cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah.
|
||
5.
|
Menguraikan
bagian pendahuluan karya tulis ilmiah.
|
||
6.
|
Menjelaskan
bagian pembahasan karya tulis ilmiah.
|
||
7.
|
Menguraikan
bagian penutup karya tulis ilmiah.
|
||
8.
|
Menuliskan
daftar pustaka karya tulis ilmiah.
|
||
9.
|
Menuliskan
karya tulis ilmiah sederhana.
|
No comments:
Write komentar