Hubungan Keseimbangan Antara Pendidik dan Peserta Didik (3)


 Karakteristik Ideal
Pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang saling terkait. Pendidik bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar, melatih, mengembangkan dan memberikan pelayanan teknis. Sedangkan peserta didik menerima didikan, latihan dan layanan teknis kependidikan dari pendidikanya. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan ataupun pelatihan, diperlukan kerjasama antara pendidik dan peserta didik, sebab walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada peserta didik, apabila tidak ada kesediaan dan kesiapan dari peserta didik sendiri untuk mencapai tujuan, maka pendidikan sulit untuk berhasil.
Dalam pendidikan dan pelatihan, pendidik memegang peran sentral, baik ia sebagai murabbiy apalagi berfungsi sebagai muaddib. Pendidik dalam ajaran Islam berada pada posisi strategis yang dapat apresiasi dari Nabi SAW. Pendidik adalah spiritual father (bapak rohani), bagi peserta didik karena ia memberikan santapan jiwa dengan ilmu, membina akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk.
Mengingat signifikannya keberadaan pendidik, maka menurut perspektif Pendidikan Islam, seorang pendidik itu mesti memiliki karakteristik ideal. Dalam mengungkap sifat-sifat ideal yang mesti dimiliki oleh pendidik, cukup mengacu pada sebuah sumber data primer yaitu, Ta’alîm al- Muta’alim seperti yang telah dirumuskan oleh ‘Abd. Al-Rahman al-Nahlãwiy,secara umum sebagai berikut;
Pertama, pendidik hendaklah ikhlas dalam melaksanakan tugas, keikhlasan seorang pedidik dalam melaksanakan tugasnya merupakan sarana yang paling ampuh untuk kesuksesan peserta didiknya dalam pembelajaran dan pelatihan ( mendidik dengan hati ).
Kedua, pendidik harus memiliki sifat penyabar dalam menghadapi berbagai macam problema dalam pendidikan dan pelatihan,mengajar dan melatih orang lain karena mencari ridha Allah. Maka dengan berbagai cara ia berupaya membimbing dan melatih peserta didiknya.
Ketiga, Pendidik harus memiliki sifat shiddiq, bersifat benar, suka kebenaran, memperjuangkan kebenaran, dan tetap dalam kebenaran ( tidak mencari-cari pembenaran).
Keempat, pendidik harus suci dan bersih, bersih jiwa dan bersih hatinya. dan menjaga diri dari perbuatan dosa, suci jiwanya dengan membebaskan diri dari perilaku sombong, riya, dengki, permusuhan, dan sifat tercela yang lainnya.
Kelima, pendidik harus memiliki sikap murah hati, bersifat penyantun terhadap murid-muridnya, mampu mengendalikan dirinya dari bersikap marah, bersikap lapang dada dan mengetahui perbedaan individualitas dari peserta didiknya;
Keenam, karena tugas yang diemban seorang pendidik ataupun pelatih sangat menentukan keberhasilan didikan dan latihan, eksistensinya bukan sebatas melakukan proses transformasi pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, maka pendidik ataupun pelatih itu harus memiliki kepribadian karimah.
Sedangkan karakteristik peseta didik secara ideal (perspektif Pendidikan Islam ), dapat dirujuk kepada pendapat Buya HAMKA seperti yang dirumuskan Samsul Nizar berikut ini :
Memiliki akhlak mulia; (2) Selalu berupaya mengembangkan ilmu yang sudah dimiliki; (3) Sabar dan tabah dalam menuntut ilmu;(4) Mengamalkan ilmu pengetahuan agar beroleh keberkatan;(5) Dapat mengendalakikan diri, membersihkan hati dan tidak merasa sombong;(6) Selalu merendahkan diri di hadapan pendidiknya dan santun kepada mereka; dan (7).Berbakti kepada orang tua. 
No comments:
Write komentar