√ Prinsip-Prinsip Belajar Behaviorisme

Prinsip-Prinsip Belajar Behaviorisme - Teknik Behaviorisme adalah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pelopor teori behavioristik adalah Thorndike (1913), Pavlov (1927) dan Skiner (1974). Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. 

Teori behavioristik menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.  Teori belajar behavioristik telah digunakan dalam pendidikan untuk waktu yang lama, yaitu untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Teori behavioristik menganggap bahwa belajar adalah tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan oleh adanya stimulus dari luar. 
https://santikoaji.blogspot.com/2016/05/prinsip-prinsip-belajar-behaviorisme.html
Tokoh Behaviorisme B.F Skiner

Stimulus dan Respons

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat peraga, gambar atau charta tertentu dalam rangka membantu belajarnya. Stimulus ini dapat terintegrasi dengan baik melalui perencanaan program pembelajaran yang baik lengkap dengan alat-alat yang membentu siswa mencapai tujuan belajar. Sedangkan respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang telah diberikan oleh guru tersebut, reaksi ini haruslah dapat diamati dan diukur.


Secara garis besar alat penilaian untuk mengetahui reaksi siswa dapat diklasifikasikan dalam 2 hal, yaitu tes dan non tes. Sedangkan untuk mengamatinya dapat dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sendiri ada 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi. PTK dilakukan minimal 2 (dua) siklus.


Reinforcement (penguatan)

Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku disebut penguatan (reinforcement) sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku disebut dengan hukuman (punishment).  Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Teori behaviorisme menganggap belajar adalah perubahan tingkah laku dari stimulus yang menunjukkan perubahan tingkah laku tertentu, hal terpenting yang harus dinilai adalah stimulus dan respon. Penguatan harus dilakukan agar menambah hubungan antara stimulus dan rspon.

Oleh karena itu jika ingin siswa berhasil guru harus memperhatikan prinsip berikut guna menilai suatu dari keberhasilan. Pertama guru harus tahu stimulus yang tepat untuk diberikan kepada siswa. Kedua, guru harus tahu nanntinya respon apa yang timbul ketika sudah diberika stimulus


Penguatan positif dan negatif

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Pemberian stimulus positif yang diikuti respon disebut penguatan positif, misalnya dengan memuji siswa setelah dapat merespon pertanyaan guru. Sedangkan mengganti peristiwa yang dinilai negatif untuk memperkuat perilaku disebut penguatan negatif, misalnya apabila siswa mampu mengerjakan tugas dengan sempurna maka diperbolehkan tidak mengikuti ulangan.


Penguatan primer dan sekunder

Penguat primer adalah penguatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti air, makanan, udara dll. Sedangkan penguatan sekunder adalah penguatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan non fisik seperti pujian, pangkat, uang dll.


Kesegeraan memberi penguatan (immediacy)

Penguatan hendaknya diberikan segera setelah perilaku muncul karena akan menimbulkan perubahan perilaku yang jauh lebih baik dari pada pemberian penguatan yang diulur-ulur waktunya. Penguatan dapat dilakukan secara terus menerus atau berantara. Jika setiap respons diikuti dengan penguatan, maka tindakan ini dinamakan penguatan secara terus menerus. Sebaliknya, jika sebagian respons yang mendapatkan penguatan, tindakan ini disebut penguatan secara berantara.


Pembentukan perilaku (Shapping)

Menurut skinner untuk membentuk perilaku seseorang diperlukan langkah-langkah berikut : Mengurai perilaku yang akan dibentuk menjadi tahapan-tahapan yang lebih rinci; 2. menentukan penguatan yang akan digunakan; 3. Penguatan terus diberikan apabila muncul perilaku yang semakin dekat dengan perilaku yang akan dibentuk.


Kepunahan (Extinction)

Kepunahan akan terjadi apabila respon yang telah terbentuk tidak mendapatkan penguatan lagi dalam waktu tertentu.

Demikianlah artikel tentang prinsip prinsip belajar behaviorisme dalam blog Santika Aji ini. Jika sahabat sekalian ingin mencari artikel lain terkait dengan teori pendidikan, pembelajaran, atau teknik mesin, silahkan untuk memilih artikel dari kolom pencarian pada blog ini atau sahabat juga dapat melihat pada bilah sisi kanan untuk mencari konten yang relevan dan sesuai kelompok tema artikel.
Terima kasih
1 comment:
Write komentar
  1. Kala tokoh2 behavirisme dan penjabaran teorinya ada gk mas diblog ini?

    ReplyDelete